Tuesday, October 19, 2010

Untittled

Mungkin,
jiwa ini tak bisa menahan segala rasa,
tak sabar menanti semua asa.
Berkecamuk di dalam tembok keegoisan.
Menjadi sosok yang terus-terusan putus asa,
terpuruk dan keras kepala tak ingin mengalah dengan keadaan.
Berusaha mencari kebahagiaan.
Kebahagiaan? Seperti apa?

Mencoba merentangkan tangan, menikmati pijakan kaki di bumi, membiarkan angin membelai jilbab putih, dan mencari apa itu kebahagiaan?
Seperti menemukan fatamorgana,
TIDAK. Bukan ini yang aku inginkan, sungguh.. itu bukan yang ku cari!
Fatamorgana yang cuma berisikan asa palsu.
Semakin dikejar, semakin indah terlihat .
Tapi sesampainya, ia bisa hilang dalam sepersekian detik saja.

Masih tak mengerti,
apa yang ada di dalam benak .
Ingin protes dengan setiap milimeter sel otak,
yang hanya diam saja tak membantu.
Yang membiarkan semua memoar terbengkalai tak ada arti.
Yang membiarkan mozaik-mozaik kehidupan berlalu begitu saja.

Kebahagiaan..
Semu, tidak ada yang abadi.
Semua pertanyaan yang bergejolak sudah terjawab.
Kebahagiaan yang seungguhnya,
ketika awal kehidupan sebenarnya dimulai, bukan, bukan kehidupan temporal.
Beruntung,
bagi orang-orang yang tak pernah menyiakan setiap lembar kehidupannya,
untuk menemukan makna kebahagiaan..

5 comments:

  1. sebenarnya kebahagiaan tiada semu, untuk yang selalu mengucap syukur :)

    mau deh bikin puisi , ilham e dk dateng2...hahaha

    ReplyDelete
  2. semu= ga abadi, I mean hehe :P

    Ini mah dibuat setaun yang lalu loh

    ReplyDelete