Thursday, March 24, 2011

Untitled Part II; MJP

Tidakkah kita memandang bulan yang sama?
Kala rindu menyerbu kalbu
hingga menusuk rusuk tersuruk
bahkan merasuk ke aliran denyut nadiku
Mengenang senyummu bak candu menyisakan pilu
mengenang suaramu pun aku merindu...

Tidakkah kita menunjuk bulan yang sama?
Kala ku pergi jauh meninggalkanmu
meninggalkan hati yang terlanjur letih
Tapi ku titip pesan pada ribuan bintang
meski ragaku tak lagi di sana dan tertatih
hati ini ku tinggalkan untuk temani...

Tidakkah kita mencinta bulan yang sama?
Batin ini tak sanggup merindu
Ku takut cintaku meranggas tak berbekas
Ku takut dirimu ternyata tak merindu
Lalu cinta hanyalah sebuah cerita
yang berakhir dengan derita...

Wednesday, March 23, 2011

A Private Symbol; A Cup of Coffee; Bitter&Sweet of the Taste , and The Mate

Sekedar refresh mata kuliah Foundation of Literature kemaren, yaitu membahas Elements of Poetry, khususnya bagian Figurative Language tentang Simbol pada sebuah puisi. Nah, menurut...(dosen dan buku) ada dua jenis simbol, yaitu: 1. Private Symbol dan 2. Universal Symbol. Yang banyak dibahas lebih ke Private Symbol, yaitu simbol yang dimaknai dan dibikin sendiri sama writernya.
Terus, dosennya nyuruh seisi kelas buat bikin satu private symbol yang punya filosofi tersendiri. Daaan, beliau cuma ngasih waktu tiga menit! Yang terlintas di benak gue sebenernya musik Jazz karena musik Jazz itu udah kayak obat penenang buat gue <--- Biasa, orang sakit jiwa kan butuh penenang -___-"
Tapi gue langsung inget bahwa secangkir kopi tuh lebih punya filosofi daripada musik Jazz dan saat dosennya nanya ada yag mau berbagi simbolnya atau engga, gue reflek aja ngacungin jempol tangan. Dan... "Well Sir, my private symbol is a cup of coffee, rr.. I mean a glass of coffee... because:

Ini merk kopi favorit gue, yang Robusta lebih enak lohh~
- A spoon of Coffee means , the bitter taste of the coffee represents the bitter of my life. I believe that everyone in this world has undergone a single thing of the bitter things in his/her life. Eventhough it's bitter in my tounge, but there's an exotic effect; the caffein. I don't know why, caffein makes me better in every cases; doing assignments, mood boaster, spending the whole night, even for breakfast.

Hmm..  apapun merknya, yang penting manis kayak gue~
 - A spoon of sweet sugar means, sugar is always sweet and how can I face every single bitter thing in my life? I don't ruin, but I run it sweetly. It's fine if many bitter things struck me, whatsoever it is, I will solve it with many sweet ways just like a spoon of sugar.

Eh anyway, dibayar kok buat promosi*sumpah* hehehe
- A spoon of coffeemate means, it represents the colour of my life. Why? In this social life, I don't live alone and I need others, indeed I need many mates. I'm a social bone who love mingling so much. If I drink a coffee, a coffeemate or creamer makes the taste of the coffee better, and it changes its colour. When a spoon of coffee and a spoon of sugar don't change the colour, stay black. A creamer can change it into a brown one. Just like friends, they change my flat life =)... "

Well, itulah yang saya pikirkan selama tiga menit. Simpel, kan? Hehe. Tapi ternyata temen-temen di kelas saya juga punya private symbol yang lebih dahsyat dan menecengangkan looh. Ada yang bilang pohon adalah private symbolnya, karena pohon itu semakin meninggi tapi dia tetep bisa ngelindungin apapun yang dibawahnya, terus ada yang bilang topi caping, karena dari kecil dia pengen jadi petani (yang jelas udah ngasih kontribusi besar pada negara kita tercinta ini), dan juga ada yang puya jam tangan sebagai private symbolnya karena ayahnya pengen dia menghargai waktu sebaik mungkin. Waaaah, hebat-hebat yah! Nah, kalo gue dan temen-temen gue udah nemuin private symbolnya, gimana dengan lo guys?

Tuesday, March 22, 2011

Homesick Part II: Bang Thoyib Wanna Be

taken by: my eldest sista (Ardiaz Fitra) loc. Pantai Rebo
Oke, ini postingan dibikin bukan karna gue nyerah, ga mensyukuri nikmat, atau pengen kabur pulang ke NewYork Bangka yah. Tapi buat menyalurkan rasa kangen gue aja. Beda ga sih? Ya beda lah. Perasaan itu ga bisa lo manipulasi, tapi lo juga ga boleh terlalu terlena sama perasaan lo, karna umat manusia itu punya logika. Naaaaah, kali ini bukan logika gue yang bekerja, tapi perasaan gue <--- Gue juga pusing apa maksudnya.

Iya, gue udah bikin postingan tentang seberapa kangennya gue sama kampung halaman gue sebelumnya. Tapi, apa yang gue rasain kali ini lebih hebat. Kenapa? Karna ini bakal setahun gue ga menginjakkan kaki gue di Serumpun Sebalai, ketemu sama orang-orang Melayu yang sibuk di tengah-tengah kebisingan, meratiin orang-orang Khek yang lagi sibuk beribadah di Klenteng. Setahun mungkin belum lama yah, tapi tetep aja rindunya ga bisa disembunyiin.

Apa yah yang bikin gue kangen?
Hmm... engga tau.
Kok ga tau sih Yin?
Ga ngerti juga, rasanya rinduuu aja, tapi ga pengen lekas pulang. Gini, simpelnya perasaan gue tuh bilang kalo gue tuh rindu sejadi-jadinya... Sedangkan logika gue, buat apa sih gue pulang? Gue nih masih nothing, masih banyak yang harus gue perjuangin di sini.
Hmmm...
Ngerti ga lo?
Ngerti dooong, lo kan gue juga, gue kan lo juga =)
-____-" Yah beginilah dialog antara dua batin yang sama, ga jelas gimana gitu.
 
Temen-temen gue bilang gue sombong karna ga mau pulang. Kenapa sih? Di samping gue cantik ga punya duit buat pulang dan orangtua gue sering ke Bandung, gue tuh malu kali (nah gue juga bisa malu loh) belom jadi apa-apa, terus belom ada yang bisa gue banggain. Dan menurut gue, akan lebih dahsyat rasanya kalo beberapa tahun kemudian gue pulang kampung ngeliatin banyak perubahan yang bikin perasaan gue... (ga bisa gue jelasin nih gimana). Pokoknya 'WOW' banget lah.

Ini juga sebagai klarifikasi sama temen-temen gue, maaf yah bukannya ga mau ngumpul atau ikut reunian (reunian apaan kayak udah berapa puluh tahun aja =P). Kalo ditanya kangen atau engga, jujur lah gue kangen, rindu... Kalo ada kata yang melebihi dua kata itu, udah gue ketik nih!

Kadang gue sering 'ga sengaja' nyeritain semua tentang kampung halaman gue sama temen-temen kampus, ya gue tau mereka tampak ga tertarik dan pengen cepet-cepet berakhir cerita gue. Haha, gapapa. Gue masih bisa postingan di blog ini, walopun emang sedikit kemungkinan dibaca orang.

Well, gue bersyukur bisa ngerantau sekarang. Kenapa?
Saat ini lah gue hidup di zona yang ga aman sama sekali. Di saat SMA gue bisa manja sama nyokap, minta ini itu (walopun sebenernya sering ga dikabulin) tapi seenggaknya gue ngerasa aman banget kalo di rumah, tapi sekarang, gue sendirian (maksudnya bukan sendirian di Bandung yah) ngadepin berbagai sifat dan sudut pandang orang dari berbagai latar belakang. Saat gue punya masalah dan tanggung jawab yang lebih besar. Gue sadar, saat-saat inilah gue harus menikmati kesusahan demi kesusahan. Dan ga sedikit juga orang-orang yang maish stuck di daerahnya masing-masing, takut ngadepin dunia luar yang sama sekali mereka ga tau.

Nah, jadi walau akhirnya gue bakal jadi Mba'Thoyyib yang sangat cantik, gapapa lah. Asal gue nanti bisa ngerasain bayaran dari ini semua. Karena kata dosen Foundation of Literature gue:
       "You get what you've paid for, no less no more..."

n.b: Kenapa gambarnya ga nyambung? Sebenernya nyambung, soalnya gue kangen maen-maen di pantai...

Sunday, March 20, 2011

Grammar In Love (?)

Grammar..
Mengapa kau akhir-akhir ini menghantui
setiap lembar hariku di semester genap ini?
Saat batin tak lagi tenang
kau tersenyum dalam benak..
Saat raga tertatih dalam kelelahan
Kau merayu untuk dicumbu...

Sungguh,
aku tak bernafsu
aku tak bergairah padamu
aku tak mencintaimu...
 
Terlintas tak ingin mengacuhkanmu
tak ingin menggoreskan tinta demi tinta
kata demi kata
Diriku muak, diriku susah...
dengan setiap kata kerja,
semua kata benda, apalagi gerunds serta modals..

Tapi kau seolah candu
Jika kau tak kucumbu
diriku seolah miskin kalbu
dan memang benarnya diriku miskin ilmu
Maka kali ini aku ingin bercumbu
karna ternyata diriku sedang merindu ilmumu...

Friday, March 18, 2011

Gombal Warming: Dilarang Galau Saat Nge-gombal

Karena banyak respon positif dari banyak fans facebook users mengenai kumpulan status gombal gue yang garing, baiknya gue abadikan di blog aja. Gue persembahkan buat yang lagi PDKT, yang lagi galau, yang lagi kasmaran, yang lagi ditolak, yang lagi makan, yang lagi online, yang lagi dagang DVD, yang lagi jualan cireng bumbu ---- stooop!

Apaan sih Yin? -____-"

Eh okeh, sorry yah. Ini bukti kalo gue tuh mahasiswi cantik dodol yang merangkul semua lapisan masyarakat. Karena gue yakin - seyakin gue sama teori Charles Darwin - kalo semua orang itu butuh asupan GOMBAL intelek yang bisa mengubah kelabu menjadi haru, mengubah amarah mejadi tawa yang merekah, dan mengubah gue jadi lebih cantik  ketidakacuhan menjadi kerinduan.

                            --Random
1. Kalo bahu jalan buat mobil, bahu aku buat sandaran hatimu aja.
2. Tau ga tadi aku ngirimin malaikat loh ke rumahmu, tapi masa malaikatnya balik lagi, katanya dia ga sanggup liat kecantikan kamu.
3. Liat deh saking cantiknya kamu, Pak Soekarno di dompet aku aja ga bisa ngedip liat kamu.
4. Dari kecil aku belajar baca-tulis, sampe sekarang aku cuma bisa nulis nama kamu.
5. Eh kok punggung kamu ada yang aneh sih? Biasanya kan ada sayap putih yang menggantung?
6. Punya obat tidur ga? Aku ga bisa tidur mikirin kamu.

                           --Internet dan teknologi
1. Foursquare aku kok aneh banget? Check-in nya di hati kamu mulu nih.
2. Twitter aku juga aneh loh, cuma bisa mention kamu aja!
3. Kamu sering internetan kan? Hatiku diunduh mulu nih sama kamu.
4. Eh aku lagi upload loh, upload cintaku buat kamu.
5. Kok keyboard laptopku cuma ada huruf I L O V E Y O U sih?
6. Duh ponselku geter nih, kayaknya dari kamu deh. Soalnya hatiku juga geter...

                          --Ayah kamu pastiii..?
1. Ayah kamu orang Cina yah? Kamu udah mem-barongsai-kan hatiku sih.
2. Ayah kamu jurusan elektro yah? Kalo deket kamu, pasti nyetrum-nyetrum deh akunya.
3. Ayah kamu anggota tim SAR yah? Kamu udah mengevakuasi hatiku sih.
4. Ayah kamu musisi yah? Aku denger nada-nada cinta dari hatimu.
5. Ayah kamu montir kan? Pantes hati aku bisa kamu reparasi.
6. Ayah kamu jualan kopi yah? Abis cintamu bikin ketagihan kayak kaffein.
7. Ayah kamu tukang becak yah? Tuh kan cintaku tuh sebesar betis ayahmu!
8. Ayah kamu debt collector kan? Aku dikejar-kejar cintamu nih.
9. Ayah kamu tukang tambal ban? Kamu duah memompa hatiku nih.
10. Ayah kamu pasti punya tangan? Soalnya kamunya juga bisa merogoh hatiku.


Udah dulu yaaah. Kalo suka, ntar gue terbitkan lagi yang lebih garing. Yang perlu lo smeua ketahui adalah, orang yang bisa nge-gombal belum tentu sering nge-gombal! Salam gombal!

N.B: Daripada nge-galau mending nge-gombal! \m/